Prof. Dr. Setyo Riyanto, S.E., M.M., CPM (Asia)

Dulu, ketika orang menyebut kata koneksi, yang terbayang adalah sebuah gambaran yang tak selalu positif. “Terang saja dia memang punya koneksi di lingkungan dalam,” kurang lebih demikian statemen yang dilontarkan orang ketika menilai sukses orang lain yang menurutnya disebabkan orang itu memiliki hubungan yang khusus dengan pihak-pihak di dalam suatu institusi dan bukan oleh prestasi atau kinerjanya.

Kisah Ibu Penjual Boneka Kain Perca

Kata Koneksi kemudian mengalami evolusi dengan berkembangnya teknologi telematika. Koneksi digunakan sebagai istilah teknologi yang berarti terhubungnya satu pengirim dengan penerima pesan melalui suatu media tertentu.  Seiring dengan penerapannya dalam berbagai aktivitas kehidupan, istilah koneksi pun lazim digunakan dengan makna yang  bergerak positif.

Kini, ketika orang ingin meraih sukses dalam bisnis mutakhir, salah satu kuncinya ialah terkoneksi dengan lingkungan atau komunitas yang dituju. Perhatikan, seorang ibu rumah tangga yang rajin membuat boneka dari kain perca dalam tempo singkat melonjak jadi pengusaha sukses dengan omzet ratusan juta rupiah setiap bulannya. Mengapa? Sederhana saja, dari dulu dia memang telah mengerjakan pembuatan boneka kain perca yang kemudian ia masuk-masukan ke toko di sekitar tempat tinggalnya. Tak banyak perubahan bisnis kala itu. Tetapi sejak ia membeli ponsel dan membuka akun Facebook lalu meng”add” begitu banyak  orang atau komunitas  pelahan hidupnya mulai berubah. Yang dikerjakan adalah memotret satu demi satu karyanya, kemudian hasilnya di unggah  melalui akunnya dengan dibubuhi kalimat penawaran dan informasi harga plus tatacara pengirimannya.  Tak lama kemudian, pesanan pun berdatangan. Bukan hanya dari dalam negeri tapi juga dari luar negeri.  Pelahan tapi pasti, ibu tadi menjadi pengusaha boneka kain perca yang sukses.

Apa yang dialami oleh ibu rumah tangga tadi hanya sebuah kasus kecil saja tentang riwayat bisnis yang  sukses berkat koneksi.  Ada banyak lagi kisah-kisah sejenis  yang kini dengan mudah kita temukan di sekitar kita. Persis seperti yang dikemukakan oleh Nicholas A. Christakis & James H. Flower dalam bukunya Connected (2010) yang bertutur bagaimana jejaring sosial mengarahkan dan membentuk hampir semua segi kehidupan kita. Bahwa hampir-hampir sukses kehidupan kita sangat ditentukan oleh bagaimana cara diri kita terkoneksi dengan jejaring sosial yang ada.

Agen Pos Mengkoneksi  Anda dengan Dunia

Sekarang  mari kita pikirkan tentang Pos. Hermawan Kartajaya, pakar pemasaran dunia asal Indonesia, menjuluki Pos Indonesia The Network Company, perusahaan perposan yang keunggulannya terletak pada kepemilikan jejaring baik fisik maupun virtual yang luar biasa besar di Indonesia.  Ada lebih dari 3.700 kantor pos yang tersebar di seluruh Indonesia  yang kini terhubungkan oleh jaringan sistem transportasi maupun sistem informasi. Tak hanya itu, Pos Indonesia adalah anggota Perhimpunan Pos Sedunia (UPU) yang beranggotakan hampir seluruh negara yang ada di dunia.  Dengan posisi seperti ini, maka sesungguhnya Pos merupakan enabler bagi siapa pun yang ingin terkoneksi dengan komunitas mana pun di muka bumi ini.

Itu pula yang mendasari Pos Indonesia kini mengembangkan Agen Pos. Selain mendorong peran serta masyarakat dalam memperluas jejaring pelayanan pos, Agen Pos  merupakan entry point bagi siapa pun yang ingin terkoneksi dengan komunitas yang ada dalam lingkup bisnis Pos Indonesia.  Bagi pengguna jasa pos, koneksitas itu memungkinkan untuk mengirim surat, dokumen, uang, parcel, bahkan  barang-barang kemana pun. Ingat cerita ibu pembuat boneka kain perca? Ia mencantumkan tatacara pemesanan dengan memasukkan weselpos instan sebagai cara mengirim uang pembelian dan Pos Express untuk moda pengiriman barang pesanan dalam negeri dan EMS untuk pesanan luar negeri.

Sementara itu, bagi pengusaha yang membuka Agen Pos dirinya tak usah khawatir tak akan mendapat pasar. Sebab begitu ia menjadi Agen Pos sesungguhnya ia bergabung dengan lebih kurang 24.000 jejaring outlet pos yang telah intensif melayani masyarakat untuk aneka jenis layanan pos. Ia juga otomatis menjadi bagian dari komunitas perposan dunia. Dengan kata lain, membuka agen pos sama artinya dengan terkoneksi dengan lingkungan bisnis pos di seluruh dunia.  Bukankah itu makna baru yang lebih positif dari kata koneksi?(***)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *